Menulis buku teks merupakan
pekerjaan yang gampang-gampang sulit. Mereka yang sudah terbiasa duduk
berlama-lama di depan layar monitor komputer pasti bilang bahwa menulis buku
teks ternyata mengasyikkan. Hampir-hampir lupa waktu. Namun, bagi mereka yang jarang
berhadapan dengan komputer, menulis jadi pekerjaan yang amat menjenuhkan dan
menyulitkan. Belum lagi mesti mematuhi standar penilaian buku pelajaran yang
biasanya sudah ditentukan oleh Pusat Perbukuan atau Tim Editor Penerbit Buku.
Itu artinya, selain dituntut
untuk terampil mengungkapkan pikiran dengan bahasa yang mudah yang
efektif dan komunikatif, menulis buku teks juga perlu memerhatikan
rambu-rambu penulisan yang terstandar, baik menyangkut aspek materi, penyajian, bahasa dan
keterbacaan, maupun grafika.
Meskipun demikian, tidak ada
salahnya seorang guru mulai melirik penulisan buku teks sebagai
pekerjaan sampingan. Aktivitas ini tidak saja mendorong sang penulis untuk
menguasai substansi keilmuan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu,
tetapi juga secara finansial cukup lumayan untuk bisa menambah uang saku
anak-anak.
A. Etika
Ilmiah Penulisan Bahan Ajar
1. Gunakan Tata bahasa Indonesia (lainnya) yang baik dan benar dalam proses penulisan.
v Buku Ajar adalah
media edukasi yang efektif kepada pembaca tentang tata penulisan yang
baik dan benar
v Sebagai penulis,
dosen memiliki tanggung jawab moral mengedukasi peserta didik dan masyarakat
luas melalui karya-karya tulis akademis tentang bagaimana menggunakan
tatabahasa Indonesia baik dan benar
v Kualitas buku ajar
mencerminkan kualitas penulisnya
2. Hindari
kesalahan teknis penulisan dalam:
v Penulisan
huruf, kata dan kalimat
v Pemaparan bab,
sub bab dan materi tulisan yang tidak runtut dan kronologis sehingga
membingungkan dan membosankan pembaca
v Pengutipan langsung
dan tidak langsung dari suatu sumber
v Pengutipan,
penyebutan dan penulisan sumber rujukan
v Penulisan
Daftar Pustaka
3. Hindari
perbuatan tercela “plagiasi” dalam penulisan
v Plagiarisme : tindakan
“mencuri” atau mengambil ide, hasil karya atau tulisan
orang lain untuk menjadi ide atau karya tulisan sendiri tanpa menyebutkan
penulis dan sumber aslinya.
v Tingkat Plagiarisme
:
o Mengambil
tulisan orang lain jadi tulisan sendiri,
o Mengambil
gagasan orang lain jadi pemikiran sendiri
o Mengambil
temuan orang lain jadi temuannya sendiri
o Mengakuisisi
karya kelompok sebagai hasil sendiri,
o Menerbitkan
kembali tulisannya sendiri (sebagian atau seluruh) yang sudah diterbitkan
sebelumnya
o Meringkas dan
memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya.
4. Hindari
melakukan FALSIFIKASI penulisan ilmiah.
Falsifikasi adalah upaya yang
dilakukan seorang penulis dengan cara mengubah atau merekayasa suatu
data, informasi, teori, temuan riset atau pernyataan dari suatu sumber
agar sesuai dengan keinginan penulis dalam menyimpulkan suatu hasil riset,
merumuskan teori, proposisi dan hipotesis yang dibangun, atau pernyataan
yang menjadi keyakinan penulis.
5. Jangan
melakukan FABRIKASI dalam penulisan buku ajar.
Fabrikasi adalah upaya yang
dilakukan seorang periset atau penulis buku dengan menciptakan data, teori atau
membuat suatu informasi fiktif yang sebenarnya tidak ada.
6. Jangan
menggunakan data/informasi rahasia dari suatu institusi tanpa ijin dalam
penulisan buku
Berikut ini rambu-rambu penulisan buku
teks yang ditetapkan oleh Pusat Perbukuan sejak tahun 2003,
khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
B. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Ancangan (Pendekatan) Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
adalah Pendekatan Komunikatif. Dalam ancangan pembelajaran komunikatif, pembelajaran bahasa bertumpu
pada pengembangan kemampuan siswadalam menggunakan bahasa sebagai
alat ungkap pesan/makna untuk berbagai tujuan berbahasa. Artinya, tujuanpembelajaran bahasa adalah
keterampilan berbahasa siswa dalam hal membaca, mendengar, berbicara,
dan menulis. Keterampilan itu merupakan wujud khas perilaku manusia yang
bertumpu pada KEBERMAKNAAN. Implikasinya dalam pembelajaran bahasa adalah
bahwa kebermaknaan merupakan persyaratan mendasar dalam pengembangan dan
penyajian materi bahasa dan sastra Indonesia.
1. Ciri Pembelajaran Komunikatif
a. Pembelajaran mengarahkan siswa untuk
menguasai bahasa dalam konteks komunikasi. Dengan demikian,pembelajaran Bahasa Indonesia
mengarah pada kegiatan komunikasi nyata dan penugasan yang bermakna
serta penggunaan bahasa yang bermakna bagi siswa.
b. Pembelajaran mencerminkan
kebutuhan siswa, yakni keterampilan menggunakan bahasa secara
bermakna, yang bersifat humanis, yakni menempatkan siswa pada posisi
aktif.
c. Pengembangan kompetensi
komunikatif mencakup kemampuan siswa untuk menafsirkan bentuk-bentuklinguistik,
baik bentuk yang eksplisit maupun implisit.
2. Prinsip Pengembangan Kemampuan Komunikasi dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Prinsip Kebermaknaan:
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, bertumpu pada pemenuhan dorongan bagi siswauntuk
mengungkapkan ide, pikiran, gagasaan, perasaan, dan informasi kepada
orang lain, baik secara lisan maupun tertulis.
b. Prinsip Keotentikan bahan dan
materi pelatihan berbahasa: dipilih teks/wacana tulis/lisan yang
banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk: mengembangkan
kemahiran fungsi berbahasanya, menekankan fungsi komunikatif bahasa,
memenuhi kebutuhan berbahasa siswa. Bahan berisi petunjuk/pelatihan/tugas
yang memanfaatkan media cetak atau elektronik seoptimal mungkin;
didasarkan atas hasil analisis kebutuhan berbahasa siswa; sedapat mungkin
bersifat otentik; mengandung pemakaian unsur bahasa yang bersifat
selektif dan fungsional; serta mendukung terbentuknya performansi komunikatif siswa yang
andal.
c. Prinsip Keterpaduan materi.
d. Prinsip Keberfungsian dalam
pemilihan metode dan teknik pembelajaran
e. Prinsip Performansi
Komunikatif, berupa kegiatan berbahasa, mengamati, berlatih, dan lain-lain.
f. Prinsip Kebertautan
(kontekstual) berkaitan dengan pemanfaatan media dan sumber belajar.
g. Prinsip Penilaian yang
menuntut sistem penilaian yang (a) mengukur kemahiran berbahasa secara
menyeluruh dan terpadu, (b) mendorong siswa agar aktif berlatih
berbahasa Indonesia secara tulis/lisan, baik produktif maupun reseptif, serta
(c) mengarahkan kemampuan siswa dalam menghasilkan wacana lisan
maupun tulisan.
C. Standar Buku Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia
Buku pelajaran menurut ahli
adalah media pembelajaran yang dominan peranannya di kelas. Oleh
karena itu, pelajaran harus dirancang dengan baik dan benar dengan
memperhatikan standar-standar tertentu. Standarbuku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
(BSI) adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan berkenaan dengan bahasa dan sastra Indonesia;
yang berkenaan dengan penulis, pengembangan naskah (yang mencakup isi atau
materi, penyajian materi, bahasa dan keterbacaan, serta grafika) dan
pemanfaatannya disekolah; serta disusun berdasarkan consensus semua pihak yang
terkait dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman masa kini dan
masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
1. Aspek-Aspek Buku Pelajaran
Yang Dinilai
a. materi
b. penyajian
c. bahasa dan
keterbacaan
d. grafika
Keempat aspek ini saling berkait
satu sama lain.
o Aspek Isi atau
Materi Pelajaran
v Aspek ini merupakan
bahan pembelajaran yang disajikan di dalam buku pelajaran.
v Kriteria materi
harus spesifik, jelas, akurat, dan mutakhir dari segi penerbitan.
v Informasi yang
disajikan tidak mengandung makna yang bias.
v Kosakata, struktur
kalimat, panjang paragraf, dan tingkat kemenarikan sesuai dengan minat dan
kognisi siswa.
v Rujukan yang
digunakan, dicantumkan sumbernya.
v Ilustrasi harus
sesuai dengan teks.
v Peta, tabel, dan
grafik harus sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana.
v Perincian materi
harus sesuai dengan kurikulum.
v Perincian materi
harus memperhatikan keseimbangan dalam penyebaran materi, baik yang berkenaan
dengan pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan
proses, latihan dan praktik, tes keterampilan maupun pemahaman.
o Aspek
Penyajian Materi
Aspek ini merupakan aspek
tersendiri yang harus diperhatikan dalam buku pelajaran. Berkenaan
dengan penyajian:
v tujuan pembelajaran,
v keteraturan urutan
dalam penguraian,
v kemenarikan minat
dan perhatian siswa,
v kemudahan dipahami,
v keaktifan siswa,
v hubungan bahan,
serta
v latihan dan soal.
o Aspek Bahasa dan
Keterbacaan
Aspek bahasa merupakan
sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragraph,
dan wacana.
Aspek keterbacaan berkaitan
dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraph, danwacana)
bagi kelompok atau tingkatan siswa. Ada tiga ide utama yang terkait dengan
keterbacaan, yakni:
1. Kemudahan membaca (berhubungan
dengan bentuk tulisan atau tipografi, ukuran huruf, dan lebar spasi) yang
berkaitan dengan aspek grafika;
2. Kemenarikan (berhubungan
dengan minat pembaca, kepadatan ide bacaan, dan penilaian keindahan gaya
tulisan) yang berkaitan dengan aspek penyajian materi;
3. Kesesuaian (berhubungan dengan
kata dan kalimat, panjang-pendek, frekuensi, bangun kalimat, dan susunan
paragraf) yang berkaitan dengan bahasa dan keterbacaan.
Kesimpulan :
Seorang penulis buku yang baik harus dapat menulis buku dengan kiat-kiat yang
telah disepakati secara umum. Kiat-kiat penulisan dapat membantu memudahkan
penulis dalam menuangkan ide menulisnya, dan bagi para pembaca tercipta ketertarikan
untuk membaca buku tersebut. Kiat-kiat menulis buku pun harus dilakukan agar
buku yang dihasilkan penulis merupakan buku original. Karena terdapat beberapa
penulis “nakal” yang tidak mengikuti kaidah penulisan secara benar dan
mengakibatkan hasil tulisannya merupakan karya plagiarisme.
Dalam menulis buku pun,
diperlukan kemampuan berbahasa yang baik. Sebuah buku haruslah dengan mudah
dapat diterima oleh pembacanya. Ketersediaan bahasa pun harus mengikuti objek
pembaca buku, jika objek pembaca adalah kaum pelajar dan mahasiswa, gunakanlah
bahasa yang ringan, tidak banyak istilah-istilah yang sulit dimengerti, dan
komunikatif sesuai dengan karakter berbahasa mereka.
Adapun beberapa hal yang dapat
terjadi jika penulis tidak mengindahkan kaidah penulisan buku secara benar
adalah sebagai berikut:
Ò Mempertaruhkan
reputasi buku, kredibilitas penulis, citra institusi PT dan penerbit buku
Ò Dapat merusak citra,
kepercayaan dan membahayakan kelangsungan profesi seorang dosen
Ò Dapat menurunkan
kepercayaan publik dan merusak citra keilmuan sertta profesi dosen
Sumber:
http://sawali.info/2007/07/15/menulis-buku-teks/
Sumber:
http://sawali.info/2007/07/15/menulis-buku-teks/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar