Selasa, 09 Oktober 2012

Menulis Buku teks


Menulis buku teks merupakan pekerjaan yang gampang-gampang sulit. Mereka yang sudah terbiasa duduk berlama-lama di depan layar monitor komputer pasti bilang bahwa menulis buku teks ternyata mengasyikkan. Hampir-hampir lupa waktu. Namun, bagi mereka yang jarang berhadapan dengan komputer, menulis jadi pekerjaan yang amat menjenuhkan dan menyulitkan. Belum lagi mesti mematuhi standar penilaian buku pelajaran yang biasanya sudah ditentukan oleh Pusat Perbukuan atau Tim Editor Penerbit Buku.
Itu artinya, selain dituntut untuk terampil mengungkapkan pikiran dengan bahasa yang mudah yang efektif dan komunikatif, menulis buku teks juga perlu memerhatikan rambu-rambu penulisan yang terstandar, baik menyangkut aspek materi, penyajian, bahasa dan keterbacaan, maupun grafika.
Meskipun demikian, tidak ada salahnya seorang guru mulai melirik penulisan buku teks sebagai pekerjaan sampingan. Aktivitas ini tidak saja mendorong sang penulis untuk menguasai substansi keilmuan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diampu, tetapi juga secara finansial cukup lumayan untuk bisa menambah uang saku anak-anak. 
A.     Etika Ilmiah Penulisan Bahan Ajar

1.      Gunakan Tata bahasa Indonesia (lainnya) yang baik dan benar dalam proses penulisan.
v  Buku Ajar adalah media edukasi yang efektif  kepada pembaca tentang tata penulisan yang baik dan benar
v  Sebagai penulis, dosen memiliki tanggung jawab moral mengedukasi peserta didik dan masyarakat luas melalui karya-karya tulis akademis tentang bagaimana menggunakan  tatabahasa Indonesia baik dan benar
v  Kualitas buku ajar mencerminkan kualitas penulisnya

2.      Hindari kesalahan teknis penulisan dalam:
v   Penulisan huruf, kata dan kalimat
v   Pemaparan bab, sub bab dan materi tulisan yang tidak runtut dan kronologis sehingga membingungkan dan membosankan pembaca
v  Pengutipan langsung dan tidak langsung dari suatu sumber
v   Pengutipan, penyebutan dan penulisan sumber rujukan
v   Penulisan Daftar Pustaka

3.      Hindari perbuatan tercela “plagiasi” dalam penulisan
v  Plagiarisme : tindakan “mencuri” atau mengambil  ide,  hasil karya  atau  tulisan orang lain untuk menjadi ide atau karya  tulisan sendiri tanpa menyebutkan penulis dan sumber aslinya.
v  Tingkat Plagiarisme :
o   Mengambil tulisan orang lain  jadi tulisan sendiri,
o   Mengambil gagasan orang lain jadi pemikiran sendiri
o   Mengambil temuan orang lain jadi temuannya  sendiri
o   Mengakuisisi karya kelompok sebagai hasil sendiri,
o   Menerbitkan kembali tulisannya sendiri (sebagian atau  seluruh) yang sudah diterbitkan sebelumnya
o   Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya.

4.      Hindari melakukan FALSIFIKASI penulisan ilmiah.
Falsifikasi adalah upaya yang dilakukan seorang penulis dengan cara mengubah atau merekayasa  suatu data, informasi, teori, temuan riset atau pernyataan  dari suatu sumber agar sesuai dengan keinginan penulis dalam menyimpulkan suatu hasil riset, merumuskan teori,  proposisi dan hipotesis yang dibangun, atau pernyataan yang menjadi keyakinan penulis.

5.      Jangan melakukan FABRIKASI dalam penulisan buku ajar.
Fabrikasi adalah upaya yang dilakukan seorang periset atau penulis buku dengan menciptakan data, teori atau membuat suatu informasi  fiktif yang sebenarnya tidak ada.

6.      Jangan menggunakan data/informasi rahasia dari  suatu institusi tanpa ijin dalam penulisan buku

Berikut ini rambu-rambu penulisan buku teks yang ditetapkan oleh Pusat Perbukuan sejak tahun 2003, khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

B.      Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Ancangan (Pendekatan) Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah Pendekatan Komunikatif. Dalam ancangan pembelajaran komunikatif, pembelajaran bahasa bertumpu pada pengembangan kemampuan siswadalam menggunakan bahasa sebagai alat ungkap pesan/makna untuk berbagai tujuan berbahasa. Artinya, tujuanpembelajaran bahasa adalah keterampilan berbahasa siswa dalam hal membaca, mendengar, berbicara, dan menulis. Keterampilan itu merupakan wujud khas perilaku manusia yang bertumpu pada KEBERMAKNAAN. Implikasinya dalam pembelajaran bahasa adalah bahwa kebermaknaan merupakan persyaratan mendasar dalam pengembangan dan penyajian materi bahasa dan sastra Indonesia.
1. Ciri Pembelajaran Komunikatif
a. Pembelajaran mengarahkan siswa untuk menguasai bahasa dalam konteks komunikasi. Dengan demikian,pembelajaran Bahasa Indonesia mengarah pada kegiatan komunikasi nyata dan penugasan yang bermakna serta penggunaan bahasa yang bermakna bagi siswa.
b. Pembelajaran mencerminkan kebutuhan siswa, yakni keterampilan menggunakan bahasa secara bermakna, yang bersifat humanis, yakni menempatkan siswa pada posisi aktif.
c. Pengembangan kompetensi komunikatif mencakup kemampuan siswa untuk menafsirkan bentuk-bentuklinguistik, baik bentuk yang eksplisit maupun implisit.
2. Prinsip Pengembangan Kemampuan Komunikasi dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Prinsip Kebermaknaan: disesuaikan dengan kebutuhan siswa, bertumpu pada pemenuhan dorongan bagi siswauntuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasaan, perasaan, dan informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis.
b. Prinsip Keotentikan bahan dan materi pelatihan berbahasa: dipilih teks/wacana tulis/lisan yang banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk: mengembangkan kemahiran fungsi berbahasanya, menekankan fungsi komunikatif bahasa, memenuhi kebutuhan berbahasa siswa. Bahan berisi petunjuk/pelatihan/tugas yang memanfaatkan media cetak atau elektronik seoptimal mungkin; didasarkan atas hasil analisis kebutuhan berbahasa siswa; sedapat mungkin bersifat otentik; mengandung pemakaian unsur bahasa yang bersifat selektif dan fungsional; serta mendukung terbentuknya performansi komunikatif siswa yang andal.
c. Prinsip Keterpaduan materi.
d. Prinsip Keberfungsian dalam pemilihan metode dan teknik pembelajaran
e. Prinsip Performansi Komunikatif, berupa kegiatan berbahasa, mengamati, berlatih, dan lain-lain.
f. Prinsip Kebertautan (kontekstual) berkaitan dengan pemanfaatan media dan sumber belajar.
g. Prinsip Penilaian yang menuntut sistem penilaian yang (a) mengukur kemahiran berbahasa secara menyeluruh dan terpadu, (b) mendorong siswa agar aktif berlatih berbahasa Indonesia secara tulis/lisan, baik produktif maupun reseptif, serta (c) mengarahkan kemampuan siswa dalam menghasilkan wacana lisan maupun tulisan.
C. Standar Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Buku pelajaran menurut ahli adalah media pembelajaran yang dominan peranannya di kelas. Oleh karena itu, pelajaran harus dirancang dengan baik dan benar dengan memperhatikan standar-standar tertentu. Standarbuku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan berkenaan dengan bahasa dan sastra Indonesia; yang berkenaan dengan penulis, pengembangan naskah (yang mencakup isi atau materi, penyajian materi, bahasa dan keterbacaan, serta grafika) dan pemanfaatannya disekolah; serta disusun berdasarkan consensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
1. Aspek-Aspek Buku Pelajaran Yang Dinilai
a. materi
b. penyajian
c. bahasa dan keterbacaan
d. grafika
Keempat aspek ini saling berkait satu sama lain.
o   Aspek Isi atau Materi Pelajaran
v  Aspek ini merupakan bahan pembelajaran yang disajikan di dalam buku pelajaran.
v  Kriteria materi harus spesifik, jelas, akurat, dan mutakhir dari segi penerbitan.
v  Informasi yang disajikan tidak mengandung makna yang bias.
v  Kosakata, struktur kalimat, panjang paragraf, dan tingkat kemenarikan sesuai dengan minat dan kognisi siswa.
v  Rujukan yang digunakan, dicantumkan sumbernya.
v  Ilustrasi harus sesuai dengan teks.
v  Peta, tabel, dan grafik harus sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana.
v  Perincian materi harus sesuai dengan kurikulum.
v  Perincian materi harus memperhatikan keseimbangan dalam penyebaran materi, baik yang berkenaan dengan pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan proses, latihan dan praktik, tes keterampilan maupun pemahaman.
o   Aspek Penyajian Materi
Aspek ini merupakan aspek tersendiri yang harus diperhatikan dalam buku pelajaran. Berkenaan dengan penyajian:
v  tujuan pembelajaran,
v  keteraturan urutan dalam penguraian,
v  kemenarikan minat dan perhatian siswa,
v  kemudahan dipahami,
v  keaktifan siswa,
v  hubungan bahan, serta
v  latihan dan soal.
o   Aspek Bahasa dan Keterbacaan
Aspek bahasa merupakan sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragraph, dan wacana.
Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraph, danwacana) bagi kelompok atau tingkatan siswa. Ada tiga ide utama yang terkait dengan keterbacaan, yakni:
1. Kemudahan membaca (berhubungan dengan bentuk tulisan atau tipografi, ukuran huruf, dan lebar spasi) yang berkaitan dengan aspek grafika;
2. Kemenarikan (berhubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide bacaan, dan penilaian keindahan gaya tulisan) yang berkaitan dengan aspek penyajian materi;
3. Kesesuaian (berhubungan dengan kata dan kalimat, panjang-pendek, frekuensi, bangun kalimat, dan susunan paragraf) yang berkaitan dengan bahasa dan keterbacaan.

Kesimpulan :
            Seorang penulis buku yang baik harus dapat menulis buku dengan kiat-kiat yang telah disepakati secara umum. Kiat-kiat penulisan dapat membantu memudahkan penulis dalam menuangkan ide menulisnya, dan bagi para pembaca tercipta ketertarikan untuk membaca buku tersebut. Kiat-kiat menulis buku pun harus dilakukan agar buku yang dihasilkan penulis merupakan buku original. Karena terdapat beberapa penulis “nakal” yang tidak mengikuti kaidah penulisan secara benar dan mengakibatkan hasil tulisannya merupakan karya plagiarisme.
Dalam menulis buku pun, diperlukan kemampuan berbahasa yang baik. Sebuah buku haruslah dengan mudah dapat diterima oleh pembacanya. Ketersediaan bahasa pun harus mengikuti objek pembaca buku, jika objek pembaca adalah kaum pelajar dan mahasiswa, gunakanlah bahasa yang ringan, tidak banyak istilah-istilah yang sulit dimengerti, dan komunikatif sesuai dengan karakter berbahasa mereka.
Adapun beberapa hal yang dapat terjadi jika penulis tidak mengindahkan kaidah penulisan buku secara benar adalah sebagai berikut:
Ò  Mempertaruhkan reputasi buku, kredibilitas penulis,  citra institusi PT dan penerbit buku
Ò  Dapat merusak citra, kepercayaan dan membahayakan kelangsungan  profesi seorang dosen
Ò  Dapat menurunkan kepercayaan publik dan merusak citra keilmuan  sertta profesi dosen

Sumber:
http://sawali.info/2007/07/15/menulis-buku-teks/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar